METODE GAYA BANK ( BANGKING SYSTEM ) DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN

,
Paradigma teaching method ( metode mengajar ) merupakan sebagian dari kurikulum dalam perancangan pengajaran (instruction planning), Kesesuaian metode dalam pendidikan sangat berperan penting baik dari pihak guru maupun siswa dan gagasan – gagasan tentang pembaharuan metode telah dilakukan baik dari pihak sekolah maupun dari pihak pengajar itu sendiri. Gagasan-gagasan tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan metode yang sudah ada sebelumnya untuk menjadi lebih baik.

Di indonesia mayoritas para guru memiliki metode masing- masing dalam proses mengajar. Perbedaan metode tidak menghilangkan misi dan visi seorang guru disaat mengajar. kali ini penulis akan memaparkan sebuah metode Aplikabel yang tak kalah uniknya dengan metode lainnya. Implementasi metode tersebut banyak di terapkan oleh para guru Indonesia.. Permasalahannya apakah metode ini yang telah lama diterapkan cocok untuk siswa ?

PEMBAHASAN 


Salah satu metode Aplikabel adalah metode gaya Bank (Bangking System ) yang mana metode tersebut sangat jarang kita dengar, namun aplikasinya sudah diterapkan di Indonesia, baik pendidikan formal maupun non formal. Implementasi metode tersebut masih mementingkan subject matter daripada siswa, maksudnya penjelasan guru lebih diutamakan. 



Penerapan metode tersebut berpengaruh dalam pengembangan intelektual dan sikap para siswa. Manusia memang mewarisi kapasitas untuk menjadi inteligen yang batas-batasnya pada tiap – tiap orang berbeda. Maksudnya setiap orang memiliki kapasitas yang berbeda dalam mengetahui, tahu bagaimana atau memahami. keaktifan guru lebih diproritaskan dalam metode ini, yang mana siswa hanya mendowland informasi dari para guru tanpa memberi peluang bagi para siswa untuk perenungan secara kritis. Akibatnya siswa sering merasa dipaksa untuk menguasai pengetahuan dan informasi oleh guru. 


Pada giliranya kondisi semacam itu melahirkan proses belajar mengajar menjadi kurang maksimal. Sedang siswa harus memilih dan menghafal secara mekanis dalam materi yang telah disampaikan oleh guru dalam kondisi terpaksa. Guru menyampaikan meteri-materi dan murid murid mendengarktan dengan patuh. Guru menyampaikan materi dan murid mendengarkan dengan patuh pendidikan akan menjadi analog dengan kegiatan menabung. Dimana guru menjadi penabung dan para murid adalah celengan. Metode semacam ini adalah yang disebut oleh Paulo Freire dengan istilah “ Gaya Bank”(Banking System ).

Pengaruh dari kelanjutan metode pengajaran semacam ini menjadikan para siswa tidak berani untuk mengungkapan pendapat, tidak kreatif, dan mandiri, apalagi untuk berpikir inovatif, dan problem solving. Dalam sebuah pepatah malu bertanya sesat dijalan. 



Pepatah diatas sebuah perumpamaan bagi siswa yang takut mengeluarkan pendapat, apalagi untuk berpikir inovatif. Mengakibatkan siswa tidak akan berkembang dalam segi intelektual dan akan selalu takut dalam berpendapat. Peran guru atas muridnya sangat penting bahkan AL-Ghozali berpendapat bahwa hak yang dimiliki guru atas muridnya lebih besar daripada hak yang dimiliki orang tua atas anaknya “Maka sesungguhnya orang tua itu merupakan penyebab wujudnya yang sekarang dan hiidup yang fana, sedang guru itu merupakan penyebab hidup yang kekal, Karena gurulah yang menunjukan murid kepada jalan mendekat diri kepada Allah ta’ala.

Guru berperan dalam mengatur suasana belajar siswanya, jika suasana belajar yang penuh keterpaksaan itu berdampak pada hilangnya upaya mengaktivasi potensi otak. Sehingga potensi otak yang luar biasa itu belum pernah berhasil mengaktual. Untuk mengaktivasi potensi otak itu suasana belajar harus menyenangkan kesadaran emosional, juga tidak boleh dalam keadaan tertekan. Sehingga otak kanan akan terbuka dan daya berpikir Intuitif dan Holistic yang luar biasa itu akan terangsang untuk bekerja.


Dengan demikian sebuah metode yang lebih cocok bagi para siswa dimasa sekarang ini adalah mutlak mesti ditemukan untuk kemudian diterapkan apapun nama dan istilah metode tersebut tidak jadi soal, asalkan ia lebih menekankan peran aktif para siswa, guru tentu saja tetap dianggap lebih berpengalaman dan lebih banyak pengetahuannya tapi ia tidak pemegang satu-satunya kebenaran sebab, kebenaran bisa saja datang dari para siswab karena itu, metode tersebut mesti bertumpu pada dialog sehingga para siswa ditentukan untuk berpendapat dan menyampaikan komentar-komentarnya. Terhadap berbagai materi pelajaran dan informasi yang ada. Wallahu’alam

0 komentar:

Posting Komentar