PERANAN
KURIKULUM ISLAM DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Pendahuluan
Secara umum kurikulum diartikan
sebagai mata pelajaran yang diajarkan disekolah[1].
Ini adalah pengertian secara tradisional yang masih digunakan sampai saat ini,
karena kurikulum sebagai salah satu aspek penentu suksesnya proses belajar
mengajar maka perlu adanya penyesuaian kurikulum dengan ruang lingkup serta
keadaan yang dialami oleh masyarakat, maka dari itu islam telah banyak
mengenalkan tata cara penyampaian kurikulum dalam proses belajar mengajar.
Sailor dan Alexander merumuskan kurikulum sebagai "the total effort of the school to going about desired out comes in school and out-of school situations".(saylor.1956,hal.3). Definisi ini tidak hanya sekedar meliputi mata pelajaran, tetapi juga meliputi segala usaha sekolah untuk mencapai tujuan yang diinginkan, bukan hanya dalam ruang lingkup sekolah saja tetapi diluar sekolah juga perlu adanya pengaturan sistim belajar. Dengan demikian makalah ini akan memaparkan sedikit tentang pendekatan-pendekatan dalam proses belajar mengajar sebagai kurikulum islam yang berperan penting dalam tercapainya tujuan belajar mengajar.
Sailor dan Alexander merumuskan kurikulum sebagai "the total effort of the school to going about desired out comes in school and out-of school situations".(saylor.1956,hal.3). Definisi ini tidak hanya sekedar meliputi mata pelajaran, tetapi juga meliputi segala usaha sekolah untuk mencapai tujuan yang diinginkan, bukan hanya dalam ruang lingkup sekolah saja tetapi diluar sekolah juga perlu adanya pengaturan sistim belajar. Dengan demikian makalah ini akan memaparkan sedikit tentang pendekatan-pendekatan dalam proses belajar mengajar sebagai kurikulum islam yang berperan penting dalam tercapainya tujuan belajar mengajar.
Pembahasan
Dalam proses belajar
mengajar diperlukan adanya pendekatan-pendekatan sebagai salah satu jenis
kurikulum luar sekolah, untuk menjabarkan tentang pentingnya pendekatan
terhadap objek yang diajar dalam arti lain disini adalah siswa, maka perlu kita
rujuk buku Drs.Syaiful Bahri Djamarah dan Drs.Aswan Zain yang membahas secara
khusus tetang strategi belajar mengajar.
Belajar mengajar memang
harus disertai dengan adanya kurikulum sebagai pengatur dalam meraih apa yang
diinginkan. Pada umumnya para orang tua ingin memiliki anak yang berdedikasi
tinggi, maka disinilah peranan para guru dibutuhkan tentunya yang mempunyai
jiwa ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan
segala konsekuensinya, sebab keberhasilan system belajar mengajar lebih banyak
ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas. Dalam proses mengajar para guru juga
harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, seperti halnya dalam
memeperlakukan anak didik yang pandai dan yang kurang mampu memahami pelajaran,
sebab ini dapat mempengarui pikiran anak didik dalam proses belajar dan akan
mempengaruhi daya kerja anak tersebut. Islam sendiri mengajarkan tentang tata
cara memperlakukan anak didik yakni dengan cara yang mudah dimengerti oleh anak didik, maka diperlukan
sebuah kesabaran dan rasa welas kasih
yang tinggi. Begitu juga dengan cara
melakukan pendekatan-pendekatan untuk mempengaruhi mental si anak,
adapun macam-macam pendekatan adalah sebagai berikut:
1.Pendekatan Individu
Dalam lingkungan belajar mengajar atau yang disebut juga dengan kelas, pasti kita akan
banyak mendapati perilaku-perilaku yang berbeda dari anak didik, mulai dari
cara berpakaian, cara berbicara, bahkan cara menyampaikan pendapat pun pasti
berbeda. dari sini para guru akan mendapat suatu wawasan dari anak didik tentang pentingnya strategi pengajaran yang harus diperhatikan adalah
dengan adanya perbedaan dalam cara
berfikir para anak didik. Dengan kata lain guru harus melakukan pendekatan
individual dalam strategi belajar mengajarnya. Jika tidak maka strategi mastery
learning (belajar tuntas) tidak akan menjadi kenyataan. Disinilah rasa
sabar para guru diperlukan.
2.Pendekatan Edukatif
Semua yang dilakukan para guru memiliki tujuan yang sama yaitu untuk
mendidik, bukan karena motif-motif lain, seperti karena dendam, gengsi, ingin
ditakuti, dan lain-lain. Seperti halnya ketika guru memberi hukuman kepada
siswa ketika ia tidak mengerjakan tugas kemudian ia dipukul hingga cedera, ini
merupakan sanksi yang tidak bernilai pendidikan. Jadi cara menyikapi hal
seperti itu adalah dengan cara melakukan pendekatan edukatif yaitu pendekatan
yang bernilai pendidikan, supaya anak didik menghargai kita sebagai guru, Sebagaimana yang disabdakan Rosululloh SAW:
"Barang siapa dari kalian
yang mendapati suatu kemungkaran maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya,
jika tidak bisa rubahlah dengan lisan,
dan jika masih saja tidak bisa maka rubahlah dengan hatinya
(do'a). maka begitulah lemahnya iman".
Memang pendekatan individual harus didampingi dengan pendekatan
edukatif, karena semua jenis pendekatan yang dilakukan guru haruslah bersifat
edukatif atau bersifat mendidik. Pendekatan-pendekatan diatas sudah sesuai
dengan prosedur-prosedur pendidikan
tetapi semua hal yang bersifat mendidik haruslah disertai dengan pendidikan
agama, maka dari itu perlu adanya pendekatan –pendekatan yang lain.
3.Pendekatan Keagamaan
Pendidikan dan
pelajaran disekolah tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata
pelajaran.tetapi ada yang disebut dengan mata pelajaran umum dan mata pelajaran
agama ketika guru menyampaikan materi umum hendaknya ia menyisipkan nilai agama
didalamnya, tentu saja guru harus faham tentang ilmu agama yang sesuai dengan
materi, sebagaimana dalam surat yaasin ayat 34 dan 36 adalah bukti nyata bahwa
pelajaran biologi tidak dapat terpisahkan dari ilmu agama, begitu juga dengan
ayat 37,38,39,dan 40 adalah pendekatan antara ilmu agama dengan ilmu fisika.
Dalam hal ini keagamaan
yang dimaksud adalah agama islam, yang mana islam sendiri memiliki peranan
penting dalam hal pendekatan khususnya dalam
hal keagamaan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh "Muhammad Fadhil
Al-Jamili mengemukakan bahwa Al-Quran Al-Karim adalah kitab terbesar yang
menjadi sumber filsafat pendidikan dan pengajaran bagi ummat islam"[2],
dan ditambah lagi dengan al-hadits untuk melengkapinya, lebih khusus lagi yang
menjadi inti dari pendidikan islam adalah tauhid yang sering disebut
juga dengan (intra curiculer) atau kurikulum inti. Adapun tujuan dari pada
pendekatan-pendekatan diatas menurut konsep islam yaitu untuk menjadikan "ummatan
waahidah"[3].selain
pendekatan-pendekatan diatas masih ada lagi yaitu:
1.pendekatan kelompok
2.pendekatan bervariasi
3.pendekatan pengalaman
4.pendekatan pembiasaan
5.pendekatan fungsional
6.pendekatan rasional
Nampaknya kurikulum-kurikulum
yang dihasilkan oleh orang-orang terdahulu masih berguna sampai hari ini tapi
sumber dari semua itu adalah dari ajaran-ajaran islam, karena islam juga
mengajarkan tentang cara pendekatan-pendekatan dalam mendidik anak sehingga
terbentuklah suatu system pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman
Keaimpulan
Begitulah islam yang
telah menata seluruh aspek-aspek pendidikan didalam Al- Quran, meskipun
kurikulum diindonesia sering berubah itu hanyalah politik para manusia-manusia
yang tidak mau bertanggungjawab, padahal pada dasarnya itu semua adalah sama
yaitu pendidikan hanya untuk menciptakan pendidikan yang bermutu tinggi dan
berwawasan luas tentang ilmu umum dan illmu agama supaya tidak menjadi kambing
hitam orang-orang yang berilmu. Yang terpenting dalam proses belajar mengajar
adalah adanya pendekatan-pendekatan terhadap anak didik itu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar